
Sajak-Sajak Rindu Adlun Fiqri
PULANG HALMAHERA
Melaju pada gelombang pagi
menuju tanah penyimpan cerita
Kulintasi lautan bekas pertempuran
Bersama perahu menyaingi kora-kora
Tidak kubawa pilu, apalagi geram
Sio ..
Sebab pulang atas panggilan rindu :
Makan ketupat deng minum kelapa
Dari keluarga di tanah Halmahera
Laut Halmahera, 3 Juli 2016.
SEPERTI BADAI RINDU
Di pantai berpasir
Kutemui katang-katang
Ia menjalar membuatku terbantai
Kuberlari melewati alang-alang
Daunnya tajam
Makin mengiris aku yang lebam
Aku meloncat ke seberang
Berembunyi di balik pohon sagu
Tapi duri menusuk, hingga kalbu
Kucoba menyebrang sungai
Namun riam dan arus membuatku terluntai
Hanyutlah aku mendekati hilir
Mencoba bangkit menatap langit
Baikole mendekat lalu berbisik : Seperti Merindu, Sobat.
II
Lalu aku terhanyut lewat muara
Dijemput laut musim selatan
Ombak menghantam
menghempasku pada karang-karang
Hingga terdampar diantara soki-soki
Tercampur lumpur dan bia boki
Menyembilu
Datanglah si Kum-kum lalu berbisik : Seperti Badai Asmara, Sobat.
Halmahera-Ternate, Mei 2017
LAYAR BELUM ADA
(teruntuk yang di tanah Jawa)
Angin so batiop ka arah barat
baiko rindu dari para-para
Parahu deng panggayung so tra jadi masalah
Cuma sayang, belum ada layar
Sio
Beta tako karam di laut Banda :nona tidor deng lengso basah
Ternate (Tanah Raja), 30 Mei 2017.
Sajak Pada Jarak
(I)
Pada jarak
aku belajar
tak pernah bohong
selalu menukil rasa : rindu
Pada jarak
aku berharap
penuh sabar
terus merangkak : agar bertemu
Pada jarak
aku terpatri
senantiasa menjaga rasa : rindu
(II)
Pada jarak
aku belajar
selalu menukil rasa, mencipta karya
Pada jarak
aku sabar
Terus merangkak, makin mengakar
Pada jarak
Aku berkata
Terima Kasih
Ternate (Tanah Raja), 28 Mei 2017.
Penulis:
Pegiat Literasi Jalanan

Pendiri Jalamalut | Pekerja teks bebas.